Home » » Buku Harian Ayah

Buku Harian Ayah

(Erabaru.or. id) - Ayah dan ibu telah menikah lebih dari 30 tahun, saya
sama sekali tidak pernah melihat mereka bertengkar. Di dalam hati saya,
perkawinan ayah dan ibu ini selalu menjadi teladan bagi saya, juga
selalu berusaha keras agar diri saya bisa menjadi seorang pria yang
baik, seorang suami yang baik seperti ayah saya. Namun harapan
tinggallah harapan, sementara penerapannya sangatlah sulit. Tak lama
setelah menikah, saya dan istri mulai sering bertengkar hanya akibat hal
- hal kecil dalam rumah tangga.

Malam minggu pulang ke kampung halaman, saya tidak kuasa menahan diri
hingga menuturkan segala keluhan tersebut pada ayah. Tanpa mengeluarkan
sepatah kata pun ayah mendengarkan segala keluhan saya, dan setelah itu
beliau berdiri dan masuk ke dalam rumah. Tak lama kemudian, ayah
mengusung keluar belasan buku catatan dan ditumpuknya begitu saja di
hadapan saya. Sebagian besar buku tersebut halamannya telah menguning,
kelihatannya buku - buku tersebut telah disimpan selama puluhan tahun.
Ayah saya tidak banyak mengenyam pendidikan, apa bisa beliau menulis
buku harian? Dengan penuh rasa ingin tahu saya mengambil salah satu dari
buku - buku itu. Tulisannya memang adalah tulisan tangan ayah, agak
miring dan sangat aneh sekali, ada yang sangat jelas, ada juga yang
semrawut, bahkan ada yang tulisannya sampai menembus beberapa halaman
kertas.

Saya segera tertarik dengan hal tersebut, mulailah saya baca dengan
seksama halaman demi halaman isi buku itu. Semuanya merupakan catatan
hal - hal sepele, "Suhu udara mulai berubah menjadi dingin, ia sudah
mulai merajut baju wol untuk saya..." "Anak - anak terlalu berisik,
untung ada dia..." Sedikit demi sedikit tercatat, semua itu adalah
catatan mengenai berbagai macam kebaikan dan cinta ibu kepada ayah,
mengenai cinta ibu terhadap anak - anak dan terhadap keluarga ini. Dalam
sekejap saya sudah membaca habis beberapa buku, arus hangat mengalir di
dalam hati saya, mata saya berlinang air mata. Saya mengangkat kepala,
dengan penuh rasa haru saya berkata pada ayah, "Ayah, saya sangat
mengagumi ayah dan ibu." Ayah menggelengkan kepalanya dan berkata,
"Tidak perlu kagum, kamu juga bisa."

Ayah berkata lagi, "Menjadi suami istri selama puluhan tahun lamanya,
tidak mungkin sama sekali tidak terjadi pertengkaran dan benturan?
Intinya adalah harus bisa belajar untuk saling pengertian dan toleran.
Setiap orang memiliki masa emosional, ibumu terkadang kalau sedang
kesal, juga suka mencari gara - gara, melampiaskan kemarahannya pada
ayah, mengomel. Waktu itu saya bersembunyi di depan rumah, di dalam buku
catatan saya tuliskan segala hal yang telah ibumu lakukan demi rumah
tangga ini. Sering kali dalam hati saya penuh dengan amarah, waktu
menulis kertasnya sobek akibat tembus oleh pena. Tapi saya masih saja
terus menulis satu demi satu kebaikannya, saya renungkan bolak balik dan
akhirnya emosinya juga tidak ada lagi, yang tinggal semuanya adalah
kebaikan dari ibumu."

Dengan terpesona saya mendengarkannya. Lalu saya bertanya pada ayah,
"Ayah, apakah ibuku pernah melihat catatan - catatan ini?" Ayah hanya
tertawa dan berkata, "Ibumu juga memiliki buku catatan. Dalam buku
catatannya itu semua isinya adalah tentang kebaikan diriku. Kadang kala
di malam hari, menjelang tidur, kami saling bertukar buku catatan, dan
saling menertawakan pihak lain... ha... ha... ha..."

Memandang wajah ayah yang dipenuhi senyuman dan setumpuk buku catatan
yang berada di atas meja, tiba - tiba saya sadar akan rahasia dari
kebahagiaan suatu pernikahan : Cinta itu sebenarnya sangat sederhana,
ingat dan catat kebaikan dari orang lain. Lupakan segala kesalahan dari
pihak lain. (Zhao Qing/The Epoch Times/lin
Share this article :

0 komentar:

Posting Komentar

Silahkan berkomentar, tapi NO PORNO, NO SARA dan NO SAMPAH yah..
Gunakan akun atau link anda, agar aku bisa mengunjungi anda kembali..
Terima kasih.. :)

Last Comment

Recent Comments Widget
 
Support : Maskolis | Johny Template | Mas Template
Copyright © 2013. sharingyuk - All Rights Reserved
Template Created by Creating Website Published by Mas Template
Proudly powered by Blogger