Ada apa sih dengan angka 4 ?

Liburan tahun baru ini lumayan lama buatku,  tanggal 25 Desember 2009 s/d tanggal 4 Januari 2010, sebanyak 11 hari.. mengalahkan liburan lebaran kemarin yang cuma 10 hari yah.. Mayoritas perusahaan & kantor2 lain di Surabaya mulai beraktifitas lagi di hari senin besok ( 4 Jan) tapi tidak dengan tempatku bekerja. Senang sih dapat libur lumayan lama, tapi mau gak mau hal ini sempat menggelitik keingintahuanku, apa yang menjadi penyebab hari senin masih diliburkan ?

Akhirnya keingintahuanku terjawab, setelah salah seorang temanku berkata, " Tahu tidak kenapa libur kita diperpanjang sampai hari senin dan tanggal 5 baru masuk ? aku dengar2.. ternyata alasannya karena perusahaan tidak mau mengawali kegiatan di tahun baru ini di tanggal 4, sebab mitosnya.. angka 4 itu berarti kematian ataupun kesialan...".

Ohh.. ternyata itu toh alasannya.. Takut angka 4 ini membawa kesialan bagi perkembangan bisnis perusahaan ???  yah.. kita2 sih sebagai karyawan kecil manut aja apa kata bos2 kita, mau libur yah libur (enak toh dikasih libur panjang..hehehe).  Namun aku pribadi sih, ga percaya banget sama mitos2, tapi aku maklum mengapa kantorku terpengaruh sama hal2 seperti itu, karena si Empunya perusahaan tuh orang Chinese dan mayoritas pegawai2 yang levelnya tinggi juga Chinese.  Orang2 Chinese, Jepang kabarnya percaya banget sama yang namanya mitos tentang angka 4 ini.  Dibawah ini cuplikan posting seorang sahabat blogger (yang awalnya aku dapetin saat search di mbah google), yang blognya dikasih nama Catatan Sang Pemimpi, dan postingnya berjudul Tidak Untuk Angka 4. 

"Bagi sebagian bangsa-bangsa Asia, khususnya di bagian utara mulai dari daratan Cina ke timur, angka 4 dipercaya merupakan simbol bencana, tidak mendatangkan keberuntungan, dan berbagai kepercayaan yang mengarah pada sebuah kegagalan. Dalam sebagian besar bahasa Asia Timur, angka empat (4), seperti pada bahasa Mandarin dan berbagai dialek bangsa Cina lainnya, berbunyi si (baca se) yang juga mempunyai arti lain, yaitu mati "  

Duh.. kenapa musti takut mati yah ? kenapa takut kesialan ? bukankah rejeki dan nasib itu sudah diatur oleh Yang Maha Kuasa ? bukankah kelak kita semua juga akan mati...?